Pengertian Pemasaran Menurut Para Ahli 2021

 Pemasaran

 Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).

Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatankegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.

Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu: (1) Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan serta munculnya pesaing; (2) Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 2002).

 

B.      Produk

Produk dapat di definisikan sebagai apa saja yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaaan, konsumsi, atau akuisisi. Jadi, produk termasuk objek (TV, radio, mobil), jasa (kesehatan, pendidikan), tempat (New York, Bali), orang (Bill Clinton, Ronald Reagan), kegiatan (mengikuti konte, mengunjungi klinik penurunan berat badan), dan ide (sudahkah anda memeluk anak anda hari ini?).

Produk harus dipandang sebagai pemecah masalah jika mereka dibeli karena manfaat yang dihasilkannya, bukan karena produk itu semata ( Kotler & Amstrong, 2001: 264)

Atribut produk Pengembangan suatu produk mengharuskan perusahaan memperhatikan atribut-atribut produk apa saja yang hendak dikembangkan dan mana yang sebaiknya dipertahankan. Sebab apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat-sifat yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembelinya, maka produk tersebut dianggap cocok oleh konsumen.Produk yang demikian akan menjadi produk yang berhasil.

Pengertian atribut produk menuru Indriyo Gitosudarmo (1995:188) adalah : “ suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk-produk tersebut dapat memenuhikebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli.”

Sedangkan pengertian atribut produk menurut Tjiptoyono (1995 : 188) adalah: “unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, harga, rasa, kemasan, warna, dan lain-lain.”

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan atribut produk adalah unsur-unsur yang melekat pada suatu produk yang menimbulkan manfaat bagi produk tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

C.      Kemasan

 Kemasan meliputi juga berbagai variasi seprti pembungkus langsung yang mungkin betul-betul diperlukan, dan karton atau bagian luar yang mempunyai fungsi pajang serta fungsi distribusi.

Setiap kemasan apapun sifatnya, membantu pengemasan memenuhi peranannya dalam proses pemasaran. Kemasan ideal harus efektif melindungi isinya, harus memberikan sumbangan yang realitas pada distribusi yang efektif, dan harus dengan biaya yang efektif dalam pengertian tidak melebihi proporsi manfaatnya. Bagaimanapun, fungsi yang paling penting adalah bagian yang berperan dalam penjualan. Kemasan yang ideal secara bersama-sama dari segi fungsional, ekonomi, dan penjualan Misalnya, kemasan tersebut harus mudah dipegang, mudah dibuka, dan kelihatan bagus.

Kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh pabrik, dan kemasan haruslah terpadu dengan fungsi produk. Memasukan identitas produk ke pikiran pelanggan merupakan bagian penting dari pemasaran dan penjualan yang baik.

 Kemasan memainkan peranan penting dalam identitas produk karena kemasan merupakan penghubung yang penting antara pabrik, pengecer, dan pelanggan. Kemasan merupakan bagian terpadu dari rencana pemasaran dan harus mencerminkan tema promosi yang ingin disampaikan.

·         Membuat daya tarik pada kemasan dan produk isinya.

·         Bertindak sebagai pengingat iklan produk

·         Menciptakan dorongan untuk membeli produk, karena telah diiklankan.

·         Mempromosikan citra merek jika memungkinkan

Sedangkan pengertian dari kemasan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

 

Peter Salim & Yenny Salaim mengartikan kemasan sebagai berikut: “ Bungkus yang seharusnya digunakan untuk melindungi barang dagangan, hasil produksi, dan sebagainya.”

 

Pendapat Eric Schulz ( 2003:114) mengenai kemasan adalah: “ Kemasan adalah cara terbaik untuk menyampaikan kepada konsumen alas an yang paling menarik dan tak terbantahkan agar membeli produk anda”

 

Kemasan yang umum digunakan oleh perusahaan di bagi menjadi tiga, yaitu:

1. Kemasan primer Yang dimaksud sebagai kemasan primer adalah kemasan dari sebuah produk, dengan kata lain kemasan primer adalah kemasan dari produk eceran atau produk yang dijual satuan. Contoh dari kemasan primer adalah bolpoint, pensil, kaset, minuman kaleng, dan produk lainnya yang dijual satuan.

2. Kemasan sekunder Kemasan sekunder adalah kemasan dari kemasan primer. Kemasan sekunder ini berisi lebih dari satu atau beberapa produk yang sudah memiliki kemasan. Contohnya satu pak bolpoint, satu pack minuman kaleng, dan sebagainya.

3. Kemasan delivery Kemasn delivery adalah kemasan yang digunakan untuk mengirim produkproduk, jadi kemasan delivery ini berisi beberapa produk yang sudah dikemas baik secara primer maupun sekunder. Contohnya satu krat bir, satu dus Indomie, dan sebagainya.

D.      Strategi Kemasan

Banyak bukti menunjukan bahwa iklan takkan mampu menjangkau semua konsumen potensial dari sebuah produk, Bahkan kampanye atau iklan terbaik dan termahal sekalipun hanya mampu menjangkau 70 persen dari target pemirsa. Satusatunya tempat dimana perusahaan dijamin dapat berbicara dengan konsumen mengenai produknya adalah pada saat pembelian. Hanya pada saat konsumen berdiri di dekat rak took dan siap untuk memilih, sementara produk dari perusahaan itu tepajang pada bagian kompetitif, saat itulah perusahaan tersebut mendapat kesempatan 100 persen untuk menyampaikan mengapa orang tersebut harus membeli merknya dan bukan merk perusahaan orang lain. Disinilah mengapa strategi kemasan perlu dikembangkan oleh sebuah perusahaan karena pengemasan adalah jalan terbaik untuk mengkomunikasikan alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan yang membuat konsumen membeli sebuah produk. Pengemasan menyampaikan pesan-pesan kepada konsumen sampai pada saat mereka mengambil produk itu di rak toko ( Eric Sculz,2003:100 )

Strategi kemasan itu sendiri adalah strategi pemasaran yang diciptakan, dikembangkan, dan dikendalikan oleh bagian pemasaran dari sebuah perusahaan untuk lebih memusatkan perhatiannya pada penciptaan, pengembangan kemasan dari sebuah produk, supaya kosumen dapat menemukan alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan yang membuat mereka lebih memilih produk tersebut.

E.       Atribut Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus dari sebuah produk yang dimana pada dewasa ini telah mengalami perluasan fungsi. Perluasan fungsi tersebut kemudian menuntut kemasan untuk memilik atribut yang dapat membuat sebuah produk dapat memenuhi harapan konsumennya dan dapat memudahkan konsumennya dalam menggunakan maupun mengingat produk tersebut.

 Atribut dari kemasan sebuah produk yang menurut penulis sering dijumpai dan umum digunakan dalam kemasan, diantaranya adalah:

 1. Merek pada kemasan Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaskudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2000:460). Merek atau yang paling sering disebut sebagai nama sebuah produk, merupakan unsur yang paling penting dari sebuah kemasan. Tanpa adanya merek sebuah produk akan sulit dikenali oleh konsumennya, konsumen juga akan meragukan produk tersebut dikemudian hari. Banyak orang bilang bahwa merek secara dominan diwakili oleh desain visual yang mudah ditangkap artinya dan unik. Padahal kalau dipelajari lebih dalam lagi, pengertian merek bukanlah demikian. Ada makna khusus dari produk yang baru diluncurkan seperti yang dikemukakan oleh Marty Neumeier ( 2003). Intinya adalah diferensiasi. Yakni sampai dimana produk itu mampu membangun citra khusus, unik atau berbeda pada masyarakat kosumen. Bila terdapat suatu citra merek produk, warna mereknya harus diseleksi karena cocok untuk makanan, tetapi citra atau variasi yang berbeda dapat dibedakan dengan panel berwarna yang sesuai agar mudah dibaca ( Danger, 1992: 198).

2. Gambar pada kemasan Faktor yang paling penting dalam mencapai daya tarik pelanggan adalah daya tarik visual, dan ini sama sekali terlepas dari sifat produk atau atribut lainnya seperti penambahan rasa (Danger, 1992: 21). Gambar merupakan unsur yang juga sering dijumpai pada kemasan sebuah produk. Gambar pada kemasan dapat dijadikan daya tarik visual bagi sebuah kemasan, denga adanya gambar yang menarik akan membuat konsumen tertarik dan akhirnya membeli sebuah produk. Gambar ini juga digunakan sebagai ciri khas dari sebuah produk yang dapat memudahkan konsumen untuk mengingatnya. Seperti yang telah dikemukakan oelh Marty Neumier (2003) bahwa desain grafis dengan konsep jelas, taktis dan strategis sangat membantu para tenaga penjual agar lebih mudah menjual. Tidak semua usaha berhasil berkaitan dengan konsep visualisasi ini. Intinya adalah diferensiasi. Yakni produk itu mampu membangun citra khusu, unik atau berbeda pada masyarakat konsumen dengan gambar atau logo.

3. Bentuk kemasan Bentuk sebuah kemasan merupakan pendorong utama yang membantu menciptakan seluruh daya tarik visual. Bentuk sebuah kemasan tentu saja berpengaruh terhadap penjualan, dan pengalaman ini menunjukan bahwa perubahan bentuk dari sebuah kemasan menimbulkan suatu perbedaan (Danger, 1992:23). Sebagian besar konsumen secara tidak langsung dalam membeli sebuah produk memiliki beberapa kriteria diantaranya adalah bahwa produk tersebut praktis atau mudah digunakan dan mudah pula untuk dibawa, dibandingkan dengan bentuk yang tidak praktis dan sulit untuk dibawa ditambah dengan ukuran yang besar. Selain itu, bentuk yang unik dan identik dengan peusahaan, akan memudahkan mereka untuk menemukan produk tersebut diantara ribuan produk di toko dan memudahkan untuk mengingatnya (Eric Schulz, 2003:101-102). Untuk produk yang di pasarkan di pasar swalayan atau toko, bentuk dan ukuran harus diperhitungkan karena perusahaan hanya akan memiliki jatah beberapa persen saja dari keseluruhan barang yang dijual di tempat tersebut. Dengan bentuk ukuran yang efisien atau tidak banyak makan tempat, perusahaan tersebut akan dapat meletakan produknya lebih banyak daripada produk lain yang sejenis di toko tersebut. Yang menjadi pertimbangan dalam menentukan bentuk kemasan bagi konsumen diantaranya adalah kemudahan pemakaian, kemudahan membawa dan kemudahan penggunaannya.

4. Warna Kemasan Unsur lain dari kemasan adalah warna, sebagian besar produk mengandalkan permainan warna dalam kemasan untuk menarik konsumennya, memudahkan menemukan produk tersebut diantara ribuan produk disebuah toko dan memudahkan konsumen untuk mengingatnya. Pemilihan warna adalah salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respon dari pengunjung, karena warna adalah hal yang pertama dilihat oleh pengunjung (Idarmadi, 2003:2). Orang pertama-tama melihat warna kemasan. Bentuk, penampilan, produk dalam kemasan diperhatikan kemudian. Warna sangat vital pada penjualan secara spontan karena warna menarik perhatian pelanggan dan dapat menciptakan penjualan; ini juga sangat penting pada pembelanjaan di supermarket diman hany sedikit orang yang mempunyai waktu pertimbangan yang matang dan disutulah kemasan yang berdaya tarik pada pelanggan menjadi kemasan yang menjual (danger, 1992: 24). Warna memiliki konotasi indrawi yang sangat penting. Satu penelitian menguji satu merek deodorant rool-on yang dikemas dalam tiga tabung yang berbeda-beda. Kebanyakan responden menyimpulkan produk berwarna tertentu cepat mongering dan efektif, produk kedua memilik aroma yang kuat, dan produk ketiga tidak efektif dan bikin gatal. Reaksi konsumen bisa berbeda-beda padahal produknya identik. Ini terjadi hanya karena factor perbedaan warna kemasan saja (Sulaksana, 2003: 47).

5. Label kemasan Pada konteks sekarang, pemberian label berhubungan dengan data yang harus mencakup pada kemasan, dan bukan pada signifikansi dari label yang dipasang pada kemasan karena sebagai lawan dari cetak langsung. Label pada kemasan terdiri atas informasi mengenai manfaat prodik, mengenai cara penyajian, mengenai komposisi produk, berat, tanda yang jelas mengenai bahaya, instruksi penyimpanan, harga, kode barang, dan isi kemasan (Danger, 1992 :137-138). Konsumen melakukan pembelian karena mereka mencari manfaat yang disediakan produk tersebut. Sehingga, tempat terbaik unttk menyampaikan manfaat-manfaat dari sebuah produk adalah pada bagian depan kemasan. Disinilah perusahaan dapat mengatakan pada konsumen bahwa mereknya memberikan manfaat yang diinginkan secara lebih baik dibandingkan produk-produk pesaing (Eric Schulz, 2003: 100). Termasuk didalamnya adalah komposisi dari produk, pada kemasan biasanya tercantum manfaat dari komposisi produknya. Tingginya kesadaran akan pentingnya sumber makanan sehat mendorong konsumen untuk mengetahui lebih banyak, bagaimana produk-produk tersebut dihasilkan dan cara menguji kadar nutrisinya. Tuntutan ini pula yang akhirnya membuat produsen membuka pintu lebar-lebar bagi kosumen, dan membeberkan rahasia atau teknik penanaman sumber pangan tersebut (Radio Singapore International, 2004). Informasi mengenai cara penyajian merupakan salah satu unsur yang banyak dijumpai dalam kemasan. Dalam sebuah kemasan harus tercantum cara penyajian karena dengan tercantumnya kemudahan penyajiannya akan membantu konsumen dalam membuat produk tersebut dan mereka tidak akan mengalami kesulitan, jika tidak konsumen akan meninggalkan produk tersebut ( Eric Schulz, 2003: 101).

 

F.       Fungsi Kemasan

Kemasan merupakan “pemicu” karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen. Dengan demikian, kemasan harus dapat memberikan impresi spontan yang mempengaruhi tindakan positif konsumen ditempat penjualan (Christine Suharto Cenadi, 2000: 2).

Dulu, boleh jadi kemasan dari sebuah produk seperti kemasan produk makanan atau kemasan produk lainnya menitikberatkan fungsinya sekedar sebagai pembungkus. Tetapi, seiring dengan perkembangan jaman dan perilaku konsumen, kemudian fungsi kemasan pun menjadi berkembang lebih jauh dari hanya sekedar pembungkus (Wacan Mitra, 2003: 50).

Perluasan fungsi tersbut menurut Wacana Mitra (2003:50) antara lain meliputi :

1. Daya Tarik Sebagus apapun kualitas suatu produk, jika dijual di pasar bebeas, niscaya tidaka akan memiliki daya tarik bagi kosumen jika dikemasa secara seadanya. Karena itu, pasar swalayan, menjadikan daya tarik kemasan sebagai salah satu penilaian terpenting diterima atau tidaknya produk supplier.

2. Meningkatkan Citra produk

Kemasan yang didesain secara menarik mengesankan citra dan kualitas yang baik dari produk makanan yang di dalamnya.

3. Sarana Promosi Untuk makanan yang lazim menerima pesanan seperti cake, cookies, dsb, kemasan dapat berfungsi sebagai sarana promosi yang cukup efektif. Karena itu, dalam kemasn perlu dicantumkan alamat lengkap produsen. Selain produk makanan seperti nama toko atau tempat penjualan dai sebuah produk juga dapat menjadikan kemasan sebagai saran promosi.

4. Meningkatkan Daya Beli Dengan adanya kemasan produk makanan maupun minuman, akan memiliki waktu kadaluarsa yang lebih lama sehingga memungkinkan untuk dipasarkan ke wilayah yang jauh. Sebagai contoh, di kepualauan Riau banyak beredar layer cake merek Apollo produksi perusahaan Malaysia. Cake tersebut dikemas dalam plastik kualitas bagus dengan desain menarik ukuran kecil.

 5. Gengsi Konsumen Untuk produk tertentu yang ukurannya besar, kemasan cukup penting untuk menjaga gengsi konsumen yang menentengnya, Misal, menenteng donat dengan kemasan Dunkin Donuts tentu akan berbeda dengan menenteng donat dalam kemasan plastic kresek.

6. Praktis Dengan kemasan, konsumen dapat dengan mudah dan praktis membawa produk seperti makanan atau minuman yang dibelinya kemana-mana. Karena itu,bentuk makanan harus di desain dengan mempertimbangkan unsur kepraktisan.

G.     Kelebihan dan Kekurangan Kemasan

Produk yang dikemas memiliki kelebihan dan kekurangan yang diantaranya adalah:

1. Kelebihan Kemasan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kemasan memiliki perluasan fungsi, dimana perluasan fungsi ini antara lain: Wacana Mitra (2003:50)

a. Menjadikan daya tarik bagi produk,

b. Meningkatkan citra produk di benak kosumen,

c. Sebagai saran promosi,

d. Meningkatkan daya tahan produk,

e. Menjaga gensi konsumen,

f. Praktis.

2. Kekurangan Kemasan Salah satu kekurangan dari produk yang dikemas khusunya produk makanan dan minuman adalah (Dr. Ir. Ali Khomsan, 2001) karena penggunaan bahan tambahan makanan (BTM). Walaupun keberadaan BTM ini dapat memberikan keuntungan dan kelebihan pada produk makanan dan minuman, tetapi beberapa BTM ini ada yang berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia dan ada yang merugikan tubuh jika di konsumsi berlebihan atau dalam jangka waktu yang panjang. Keberadaan BTM adalah untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. Zat-zat itu ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun hasilnya sungguh menakjubkan, penggunaan bahan pengawet yang paling banyak digunakan di Indonesia yang seperti dikatakan di atas akan nerbahaya jika dikonsumsi maupun merugikan tubuh jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang, yaitu:

a. Sulfit Bahan pengawet sulfit dapat menyebabkan reaksi cukup fatal bagi mereka yang peka. Bagi penderita asma, sulfite dapat menyebabkan sesak nafas, gatal-gatal, dan bengkak. Sulfit digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. Jenis produk seperti jus buah, sossi, dan acar kering sering menggunakan bahan pengawet ini.

b. Nitrit Pada tahun 1989 terdapat kasu biscuit beracun yang menelan korban 38 jiwa manusia. Ini akibat mengkosumsi nitrit yang secara tidak sengaja ditambahkan pada makanan karena kekeliruan, Nitri adalah pengawet pada daging. Pada daging kalengan (corned) nitrit bisa digunakan dengan dosis 50 mg/kg

c. BHA atau BHT Jika makanan diawetkan, umumnya akan kehilangan vitamin A dan E. kedua vitamin tersebut bersifat sebagai antioksidan dan untuk mencegah terjadinya oksidasi yang menyebabkan kerusakan. Penggunaan BHA/BHT juga sebagai antioksidan, namun sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa BHA/BHT sebenarnya kurang baik karena menyebabkan kelainan kromosom sel bagi orang yang alergi terhadap aspirin.

Kelemahan lain dari kemasan khususnya untuk kemasan pemanen atau tidak dapat di buka sebelum dibeli seperti kemasan makanan pada umumnya yang tidak transparan, konsumen tidak dapat melihat secara langsung produknya. Mereka hanya dapat melihat gambarnya pada kemasan saja, dalam keadaan demikian konsumen dapat saja dirugikan karena produk pada gambar bisa saja berbeda dengan pruduk yang sebenarnya yang terdapat dalam kemasan tersebut.

H.      Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk., 1997).

Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.

Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.

Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;

(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;

(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya

I.        Model Prilaku Konsumen

 Pemahaman terhadap prilaku konsumen sangat penting untuk keberhasilan system pemasaran perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus meneliti hubungan antara rangsangan pemasaran dengan tanggapan konsumen yang secara sederhana ditunjukan pada gambar berikut ( Philip Kotler,1985: 203).

 

Rangsangan dari luar

 

pemasaran

 

lain lain

harga

 

ekonomi

produk

 

politik

distribusi

 

teknologi

promosi

 

kebutuhan

 

Kotak hitam pembeli

 

ciri ciri pembeli

 

proses keputusan pembeli

 

 

 

 

 

 


Keputusan pembeli

pilihan produk

pilihan merek

pilihan penjualan

waktu pembelian

jumlah pembelian

 

Gambar diatas menunjukan hubungan antara rangsangan pemasaran dengan tanggapan konsumen.

J.        Persepsi Konsumen

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 pendengaran penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suat penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

Menurut Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kaanuk (1994 : 162), persepsi didefinisikan sebagai berikut: “the process by which an individual selects, organized, and interprest stimuli into a meaningful and coherent picture of the world.” Dimana stimuli merupakan setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu sehinnga menghasilkan persepsi konsumen akan hal tersebut. Sedangkan persepsi konsumen merupakan suatu proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan.

Sedangkan menurut Micahel R. Solomon (1996), persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama.

Beberapa faktor perbedaan pandangan antar individu:

Pengaruh tampilan fisik (physical apprearances). Dimana individu cenderung mengasosiasikan suatu bentuk fisik dari objek yang diamati termasuk satu pernyataan dan pandangan yang berlaku umum. Misalnya: warna putih menunjukkan sesuatu yang bersih, maka banyak pemasar memakai warna itu untuk produk pembersih pakaian

 Gaya meniru (stereotypes). Individu cenderung untuk mengartikan sebuah gambar atau tampilan dalam pikiran mereka dari yang sesuai dengan stimuli yang mendorongnya. Misalnya: penampilan seorang figur atau idola yang menggunakan produk tertentu cenderung akan ditiru oleh konsumen

Isyarat yang menyimpang (irrelevant cues). Jika pertimbangan yang dibutuhkan untuk membentuk keputusan dirasakan sulit, konsumen biasanya terpaksa mengambil keputusan dengan mempertimbangkan hal-hal diluar spesifikasi dasar produk tersebut. Misal: konsumen membeli mobil tidak didasarkan pada spesifikasi mobil tetapi hanya melihat model, warna, atau penampilan mobil itu.

Kesan pertama (first impression). Kesan pertama cenderung diabadikan dalam benak konsumen. Mereka akan menangkap positif atau negatif dari suatu produk tergantung bagaimana produk itu memposisikannya dalam benak konsumen. Misal: memposisikan produk dengan harga yang paling murah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

Pengaruh penilaian (hallo effect). Persepsi seseorang cenderung dipengaruhi orang lain. Jika orang lain menganggap baik suatu produk, maka konsumen biasanya percaya atas penilaian itu.

K.      Minat

Minat merupakan salah satu factor psikologis manusia yang sangat penting untuk kemajuan manusia dan keberhasilan diri seseorang. Minat juga merupakan pendorong bagi seseorang untuk terlibat secara aktif dan mengarahkan perhatian pada objek yang ia sukai.

Banyak factor yang mempengaruhi minat seseorang, diantaranya status social, tingkat ekonomi, umur, bakat, pengetahuan, pekerjaan, kepribadian, dan lain-lain. Selain itu juga, seseorang akan memiliki minat terhadap objek tertentu apabila sebelumnya telah memiliki persepsi positif terhadap objek itu. Persepsi merupakan penafsiran, pemberian makna, atau pengertian terhadap objek tertentu sebagai hasil suatu pengamatan (Agus Puji Susanto, 2007).

Definisi dari minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang pada bidang tersebut (Winkel,1987: 30).

Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap objek tertentu disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek tersebut (Bimo Walgito, 1997: 38).

L.       Minat beli konsumen

Konsumen membentuk intensi untuk membeli produk atau jasa yang di sukai, dipengaruhi oleh :

1. Sikap atau pendirian orang lain. Kekuatan pendirian orang lain dapat mengurangi alternative yang disukai seseorang tergantung pada intensitas pendirian negatif orang lain terhadap alternative yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin kuat sikap negatif orang lain, dan semakin dekat orang lain tersebut, konsumen akan semakin menyesuaikan intensi pembeliannya.

2. Faktor situasi yang tidak diantisipasi Konsumen membentuk suatu intensi pembelian atas dasar faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Bila konsumen bertindak, tetapi factor situasi yang tidak terantisipasi terjadi, kemungkinan akan mengubah minat pembelian tersebut.

3. konsep diri atau kepribadian Menurut Kotler ( 1996: 161), setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi perilaku membeli. Yang dimaksud kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan seseorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian orang biasanya digambarkan dengan istilah seperti: percaya diri, gampang mempengaruhi, berdiri sendiri, menghargai orang lain, bersifat social, sifat membela diri dan dapat beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang bermanfaat untuk menganalisis perilaku penbeli dan berdasarkan hal itu kepribadian dapat diklasifikasi, dianalisis kuat-lemahnya korelasi antara tipe kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek tertentu. Mislnya, sebuah perusahaan komputer pribadi mungkin menemukan bahwa banyak calon pembeli mempunyai kepribadian yang kuat dalam percaya diri, gampang mempengaruhi, dan mandiri. Hal ini berarti bahwa dapat dipakai suatu pendekatan periklanan yang memproyeksi kualitas-kualitas tersebut kepada orang-orang yang membeli atau memiliki komputer.

4. Motivasi Aspek motivasi dapat mempengaruhi benak calon pembeli ketika akan melakukan keputusan pembelian. Seseorang menaruh minat untuk membeli suatu produk. Mengapa demikian? Apakah yang sebenarnya dia cari? Kebutuhan apakah yang coba ia puaskan?

 Seseorang mempunyai beberapa kebutuhan yang berbeda pada suatu waktu. Kebutuhan dapat muncul dari fisiologis seperti lapar, dahaga, dan tidak nyaman. Dan sebagian muncul dari ketegangan psikologis seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri atau merasa diterima oleh lingkungannya.

Apakah seseorang membutuhkan suatu produk karena ia memang membutuhan hal itu sebagai kebutuhan fisiologis, atau hanya karena beberapa teman menggunakannya, maka ia juga ikut menggunakannya.

Dua macam bentuk kebutuhan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemasar atau perusahaan untuk menarik calon konsumen untuk melakukan pembelian ( Kotler, 1990:169)

 

M.    Pengaruh kemasan terhadap minat beli konsumen

 Kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, gara-gara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk. (Danger,1992) Sedangkan menurut Eric Sculz (2003), strategi kemasan itu sendiri adalah strategi pemasaran yang diciptakan, dikembangkan, dan dikendalikan oleh bagian pemasaran dari sebuah perusahaan untuk lebih memusatkan perhatiannya pada penciptaan, pengembangan kemasan dari sebuah produk, supaya kosumen dapat menemukan alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan yang membuat mereka lebih memilih produk tersebut.

N.     Oval: Merek pada kemasanKerangka berpikir

 

 

 

 

 

 

 

 


O.     Hipotesa

ada pengaruh faktor merek pada kemasan, gambar pada kemasan, bentuk kemasan, warna kemasan dan label pada kemasan secara bersama-sama terhadap minat beli konsumen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GAYA PACARAN JAMAN SEKARANG

Cara Membuat Channel Youtube By Fajar Mahez

Cara Memperkenalkan Diri Yang Baik Dan Benar